Dari ASEAN hingga BIMP-EAGA: Presiden Prabowo Perkuat Posisi Indonesia di Asia Tenggara

- Created May 28 2025
- / 5163 Read
Kunjungan kenegaraan Presiden Prabowo Subianto ke Malaysia pada 25 hingga 27 Mei 2025 menandai langkah penting dalam mempererat hubungan bilateral antara Indonesia dan Malaysia serta memperkuat peran Indonesia dalam dinamika kawasan Asia Tenggara. Dalam lawatan pertamanya ke Negeri Jiran sebagai Presiden Republik Indonesia, Prabowo menghadiri sejumlah pertemuan tingkat tinggi, di antaranya Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) ASEAN ke-46, KTT ke-2 ASEAN-GCC (Gulf Cooperation Council), serta KTT ke-16 BIMP-EAGA (Brunei Darussalam–Indonesia–Malaysia–Philippines East ASEAN Growth Area). Selama tiga hari penuh, kehadiran Presiden Prabowo tidak hanya menandai keterlibatan aktif Indonesia dalam berbagai forum kawasan, tetapi juga memperlihatkan posisi strategis Indonesia dalam menjembatani kepentingan ekonomi, politik, dan sosial antara negara-negara anggota ASEAN dan mitra eksternal.
Pada pembukaan KTT ASEAN ke-46 yang dilangsungkan di Kuala Lumpur, Malaysia, Presiden Prabowo menyampaikan pidato diplomatis yang menyoroti pentingnya persatuan dan solidaritas antarnegara ASEAN dalam menghadapi dinamika global yang terus berubah. Dalam pidatonya, Prabowo menyampaikan ucapan selamat kepada Perdana Menteri Singapura yang baru, Lawrence Wong, serta menyampaikan belasungkawa atas bencana gempa bumi yang menimpa Myanmar. Hal ini menunjukkan kepekaan dan solidaritas Indonesia terhadap sesama anggota ASEAN serta memperkuat citra Indonesia sebagai negara yang menjunjung tinggi nilai kemanusiaan dan stabilitas regional.
Selama pertemuan KTT ASEAN-GCC, Presiden Prabowo menekankan pentingnya membangun kemitraan ekonomi yang lebih kuat antara negara-negara ASEAN dan Dewan Kerja Sama Teluk (GCC). Ia menyampaikan pandangannya bahwa kerja sama di bidang energi, infrastruktur, dan perdagangan dapat menjadi pendorong utama pertumbuhan ekonomi di kedua kawasan. Dalam pertemuan ini pula, Prabowo menyuarakan kepentingan Indonesia untuk memperjuangkan perlindungan pekerja migran yang bekerja di negara-negara GCC, sebuah isu yang sangat relevan mengingat banyaknya warga negara Indonesia yang mencari nafkah di kawasan tersebut. Komitmen Presiden terhadap perlindungan pekerja migran mencerminkan perhatian pemerintah terhadap hak-hak warga negara di luar negeri dan tekad untuk meningkatkan tata kelola ketenagakerjaan internasional yang berkeadilan.
Sementara itu, dalam KTT ke-16 BIMP-EAGA, Presiden Prabowo menyampaikan usulan strategis agar kawasan ini diarahkan menjadi pusat ketahanan pangan dan energi di Asia Tenggara. Ia menggarisbawahi bahwa kerja sama antarnegara di subkawasan ini harus diarahkan untuk mengatasi krisis pangan dan energi yang menjadi tantangan global. Dalam sambutannya, Prabowo juga menekankan pentingnya sinergi antarnegara dalam pengelolaan sumber daya alam dan pembangunan berkelanjutan. Usulan tersebut mendapatkan sambutan positif dari negara peserta karena sejalan dengan prioritas kawasan dalam memastikan ketahanan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat di wilayah perbatasan.
Kehadiran Presiden Prabowo di Malaysia tidak hanya terbatas pada forum-forum diplomatik, tetapi juga mencakup aspek simbolik dan budaya. Pada hari terakhir kunjungannya, Presiden Prabowo menghadiri jamuan kenegaraan yang diselenggarakan oleh Yang di-Pertuan Agong XVII Sultan Ibrahim di Istana Negara Malaysia. Acara ini dihadiri oleh para pemimpin negara peserta KTT dan menjadi simbol eratnya hubungan antara Indonesia dan Malaysia. Dalam momen tersebut, Presiden Prabowo dan Sultan Ibrahim tampak berdiskusi hangat, menunjukkan kedekatan personal yang bisa menjadi fondasi penting bagi diplomasi kedua negara ke depan. Kehadiran Presiden dalam forum formal dan informal menunjukkan kemampuannya menjalin komunikasi lintas budaya dan kepemimpinan yang inklusif.
Secara keseluruhan, kunjungan kenegaraan ini menandai arah baru dalam diplomasi Indonesia di bawah kepemimpinan Prabowo Subianto. Gaya kepemimpinannya yang lugas namun diplomatis terbukti mampu membangun hubungan yang lebih strategis dengan negara-negara tetangga dan mitra ekonomi kawasan. Selain itu, fokus yang ditunjukkan Presiden pada isu-isu strategis seperti ketahanan energi, perdagangan, ketenagakerjaan, dan ketahanan pangan menunjukkan bahwa Indonesia berada dalam jalur yang tepat untuk memainkan peran sentral dalam transformasi kawasan Asia Tenggara sebagai pusat pertumbuhan global yang berkelanjutan.
Dari sisi kebijakan luar negeri, Prabowo tampak mendorong pendekatan pragmatis namun tetap berpegang pada prinsip kedaulatan dan kemanusiaan. Ia tidak hanya menyoroti pentingnya pembangunan ekonomi, tetapi juga memastikan bahwa nilai-nilai sosial dan perlindungan terhadap warga negara tetap menjadi prioritas. Hal ini mencerminkan visi Indonesia yang seimbang antara pembangunan ekonomi dan keadilan sosial dalam kerangka kerja sama regional dan internasional.
Kunjungan ini juga membuka peluang baru dalam kerja sama bilateral antara Indonesia dan Malaysia. Di sela-sela pertemuan tingkat tinggi, para pejabat kedua negara mengadakan sejumlah pertemuan bilateral yang membahas isu perdagangan, perbatasan, kerja sama industri pertahanan, dan isu maritim. Salah satu isu utama yang dibahas adalah peningkatan arus perdagangan lintas perbatasan dan penanganan pekerja migran ilegal. Pemerintah Indonesia dan Malaysia berkomitmen untuk menyusun mekanisme baru yang lebih humanis dan efisien dalam mengatur mobilitas tenaga kerja, termasuk upaya digitalisasi sistem informasi dan pengawasan.
Dalam pertemuan bilateral dengan Perdana Menteri Malaysia Anwar Ibrahim, Prabowo juga menyampaikan apresiasi atas upaya Malaysia dalam menjaga stabilitas kawasan dan memperkuat peran ASEAN dalam diplomasi global. Keduanya menyepakati perlunya kerja sama yang lebih erat dalam isu perubahan iklim, keamanan maritim di Laut Cina Selatan, serta kerja sama teknologi untuk mendukung ekonomi digital. Kerja sama ini diharapkan mampu memberikan manfaat nyata bagi masyarakat kedua negara serta memperkuat daya saing kawasan ASEAN secara keseluruhan.
Kunjungan kenegaraan ini pun mendapat sorotan positif dari berbagai media nasional dan internasional. Banyak pengamat menilai bahwa kehadiran aktif Prabowo dalam forum-forum ASEAN dan dialog lintas kawasan menunjukkan tekad kuat Indonesia untuk mengambil peran sentral dalam percaturan geopolitik dan ekonomi global. Beberapa analis juga menyoroti bahwa pendekatan Prabowo yang tegas, namun diplomatis, berhasil menciptakan keseimbangan antara kepentingan nasional dan kerja sama multilateral.
Bagi masyarakat Indonesia, kunjungan ini membawa harapan baru bahwa diplomasi luar negeri Indonesia tidak hanya bersifat seremonial, tetapi juga memberikan dampak nyata, baik dalam bentuk kerja sama ekonomi, perlindungan tenaga kerja, maupun perluasan akses pasar bagi produk dalam negeri. Di tengah ketidakpastian global dan rivalitas antarnegara besar, kepemimpinan yang mampu merangkul, beradaptasi, dan bernegosiasi seperti yang ditunjukkan oleh Presiden Prabowo menjadi aset penting bagi masa depan Indonesia.
Dengan demikian, kunjungan Presiden Prabowo ke Malaysia bukan sekadar lawatan diplomatik rutin, melainkan representasi dari arah baru diplomasi Indonesia yang lebih proaktif, strategis, dan inklusif. Ia membuktikan bahwa Indonesia siap menjadi jembatan antara Asia Tenggara dan kawasan-kawasan lain di dunia, serta memainkan peran sebagai kekuatan menengah yang dapat mendorong perdamaian, kesejahteraan, dan keadilan global. Jika konsistensi ini terus dijaga dan diperkuat, maka kunjungan seperti ini akan menjadi fondasi kokoh bagi kebangkitan peran Indonesia di panggung dunia dalam satu dekade ke depan.
Share News
For Add Product Review,You Need To Login First